Remi belum juga bisa memejamkan matanya, padahal saat itu sudah tengah
malam. Ia berbaring ketakutan di balik selimutnya. Keringat dingin mulai
membasahi tubuhnya. Kriii...t! Krriii....tt! Krriii...ttt!! Remi
mendengar suara-suara seram dari jendela kamarnya. Ia melihat sinar
bulan yang kelam di balik kaca jendela kamarnya. "Aku paling benci malam
hari," bisiknya dalam hati. Gelap dan menyeramkan sekali. Inilah
waktunya hantu dan monster keluar dari persembunyiannya. Ia ingin
berlari ke kamar papanya, tapi ia tak mau dibilang penakut karena ia
laki-laki.
Krii...tttt! Kriiii...tttt!!
Brrrr.... Angin bertiup dengan suara seram. Remi melihat bayangan pohon
bergoyang-goyang di jendelanya. Kelihatnnya ada hantu atau monster yang
besar hendak memecahkan kaca jendelanya. Oooooowwwwrrr!!
Brrrr....Sekarang ia mendengar suara mengerikan di kamar mandi. Remi
menutupi seluruh tubuh dan kepalanya dengan selimut. Ia ingat tadi pintu
kamar mandi sudah ia tutup rapat sebelum tidur. Tetapi sekarang
terdengar berkeriut seperti ada yang membukanya.
Wusss! Wussss!!
Sebuah bayangan hitam dan besar bergoyang-goyang di langit-langit. Itu
pasti monster kelelawar yang akan menghisap darahnya. Remi berbaring
kaku di tempat tidur. Ia berharap hantu--hantu dan monster itu tidak
melihatnya di balik selimut. "Kalau aku tidak kelihatan takut, pasti
mereka akan pergi," gumamnya. Keadaan sunyi selama beberapa detik. Remi
membuka selimutnya,"Ah, hantu itu tidak ada!" katanya. Kemudian ia
berkata dengan suara agak kera,"Hai hantu! atau monster atau apa saja!
Aku tidak takut sama kamu, lihat saja!"
Buru-buru Remi berdoa
minta keberanian dari Tuhan. Lalu ia turun dari tempat tidurnya,
memandang sejenak ke kaca jendelanya dan berjalan ke kamar mandi. Lantai
kamar mandinya berkeriut-keriut. Perlahan ia meraih pegangan pintu.
GRRR! GRRRR!!! Remi segera berlari kembali ke kamarnya dan melompat ke
tempat tidur. Ia menyembunyikan tubuhnya kembali di balik selimutnya.
Kreeett! Kreett! Bumm! Sekarang ada suara lain di atas loteng. Mereka
akan menyerangku sekarang!
"Papaaa...!!" Remi menjerit sekuat-kuatnya. Papa segera membuka pintu kamar Remi. "Ada apa, sayang?" tanya ayah.
"Aku takut, papa. Ada banyak hantu dan monster di kamarku!"
Ayah
berjalan masuk. Dinyalakan lampu kamar dan seketika kamar Remi menjadi
terang. Ia merasa lega sekarang. Ternyata yang disangkanya monster
kelelawar itu adalah kapal terbang kertas yang tergantung di
langit-langit. Ayah melongok ke kolong tempat tidur. "Tak ada hantu di
sini," kata ayah. Ia melihat ke luar jendela dan balik pintu,"Di sini
juga tidak ada."
Grrrr....Grrrr....Owwwwrrr!!
Remi
memeluk ayahnya erat-erat. "Ddii..sssitu, Pa. Di kamar mandi," katanya
gemetar. Papa berjalan ke kamar mandi. Dibukanya pintu kamar mandi. Dari
sana keluar Snowy, anjing Remi. "Oh, kamu di sana," seru Remi. Sang
anjing melompat ke tempat tidur dan dengan manja bergulung di samping
Remi. "Snowy, kamu sih bukan hantu," kata Remi sambil tersenyum.
"Apakah kamu masih takut?" tanya Papa tiba-tiba.
"Tidak, Papa. Aku tahu Papa dan Snowi selalu menjagaku seperti juga Tuhan Yesus yang selalu menjagaku dan memberiku keberanian."
"Itu benar, Remi," kata Papa
"Krrrr...Krrrrrr...!!
"Apa itu?" tanya Papa. Wajahnya dibuat seperti ketakutan.
"Jangan takut," Remi tertawa,"Lihat itu kan Snowi yang sedang mendengkur."
"Ayah meringis,"Nah, Papa harap kamu dapat tidur juga malam ini. Besok harus bangun pagi untuk sekolah." Remi mengangguk.
"Pa," panggil Remi, ketika Papa hendak menutup pintu. "Aku tidak akan takut lagi, karena Yesus menjagaku."
Papa tersenyum. Remi pun segera terlelap.***
(diadaptasi dari Monster in My Room, karya Lisa Brock, 1993, oleh Kak Yudi)